TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Awal Januari 2013, Pepe
dinyatakan absen selama sebulan. Bek tengah Real Madrid itu diharuskan
menjalani operasi pada engkel kaki kanannya. Pendukung Madrid menduga
Raul Albiol akan diplot untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Pepe,
seperti yang sudah ditunjukkan selama ini.
Entrenador Jose Mourinho rupanya punya pandangan lain. Dia memilih
Raphael Varane, bek berumur 20 tahun, untuk menggantikan Pepe. Publik
sempat terhenyak dengan putusan itu. Maklum, meski sudah mengenal kultur
Madrid selama setahun, reputasi Varane tak terlalu gemilang. Musim
lalu, dia hanya tampil sembilan kali.
Di luar dugaan, Varane mampu menyita perhatian. Ketika diberi
kepercayaan penuh, dia mampu tampil memesona. Terbukti, Mourinho
memberinya kepercayaan sebagai pemain inti dari pekan ke-18 hingga 24.
Puncak penampilannya terjadi pada leg 1 semifinal Copa del Rey kontra
Barcelona, akhir Januari lalu. Bek yang baru saja dipanggil timnas
senior Prancis tersebut tampil apik. Selain taktis, dia mencetak satu
gol yang menyelamatkan Madrid dari kekalahan.
Usai pertandingan, media-media Spanyol memuji penampilan mantan
pemain Lens tersebut. “Seorang kaisar telah lahir. Dia memberi napas di
El Clasico . Dia menggagalkan satu gol dan menyelamatkan Madrid lewat
penyelesaiannya yang sempurna,” tulis El Mundo . “Barca tak bisa menjaga
Varane,” judul di Harian El Pais .
Direktur Olahraga Barcelona, Andoni Zubizarreta, juga mengakui
talenta dan kehebatan Varane. “Dia sangat luar biasa. Performanya tidak
mengejutkan saya. Anda harus menjadi pemain bagus untuk bisa mengenakan
kostum Real Madrid,” ucapnya.
Toh, pujian itu tak membuat Varane berbesar hati. Meski demikian, dia
mengaku bangga karena musim ini dia mampu membuktikan kualitasnya.
“Seperti mimpi yang menjadi kenyataan,” sebutnya.
No comments:
Post a Comment