El Clásico
Rivalitas Real Madrid dengan Barcelona merupakan hasil dari ketegangan 
politik Castilians dan Catalan. Madrid adalah pusat pemerintahan dan 
keluarga kerajaan. Di era diktator Jenderal Franco, Madrid 
merepresentasikan kekuatan centripetal konservatif. Di sisi lain, hampir
 semua ide modernisasi politik diperkenalkan di Spanyol dan menguat di 
Barcelona. Fashion, filosofi, dan seni, masuk ke Spanyol juga lewat 
Barcelona, sebelum diterima seluruh negeri. Rivalitas keduanya tidak 
hanya berlangsung di Primera Liga Spanyol, tapi juga di Eropa. Serta 
tidak hanya di dalam lapangan, tapi juga di semua aktivitas bisnis 
olahraga. Di tahun 2000, kepergian Luis Figo ke Real Madrid memicu 
kemarahan publik Katalan.
Stadion
Real Madrid telah berpindah stadion beberapa kali. Mereka pernah bermain
 di Campo de O’Donnell selama enam tahun, sejak 1912. Kemudian pindah ke
 Campo de Ciudad Lineal, yang hanya berkapasitas 8,000 penonton. Pada 17
 Mei 1923, Madrid pindah Estadio Chamartín, yang hanya menampung 22.500 
penonton. Dua dekade kemudian, Santiago Bernabeu Yeste melihat Estadio 
Chamartín tak layak lagi, sehingga Sebuah stadion baru dibangun, dan 
diresmikan pada 14 Desember 1947. Stadion itulah yang saat ini dikenal 
sebagai Stadion Santiago Bernabeu yang dihuni sampai sekarang ini. 
Stadion Santiago Bernabeu semula mampu menampung 120 ribu penonton, tapi
 dimordenisasi dengan tidak boleh ada penonton berdiri, menjadi 
berkapasitas 80.354 kursi. Pada 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stefano 
diresmikan. Di tempat inilah Madrid menjalani latihan. Stadion ini 
berkapasitas 5.000 penonton, dan fans hanya menyaksikan tim mereka 
berlatih 
No comments:
Post a Comment